Monday, December 1, 2014

Netiket | Budaya Yang Terlupakan

Pada masa awal berkembangnya internet, tidak ada peraturan ini dan itu. Kebutuhan internet hanyalah sebagai sarana untuk berbagi data. Berjalan dengan seiring waktu, internet mulai dikembangkan menjadi salah satu media telekomunikasi. Bermunculan aplikasi-aplikasi chatting hingga VoIP yang memungkinkan kita berhubungan langsung dengan orang di seberang lautan sana.

Namun saat itu komunikasi di internet masih terkontrol dengan baik. Mungkin karena jasa penyedia internet masih sangat mahal maka para penggunanya juga kebanyakan kaum intelektual atau orang-orang instansi.

Ketika internet mulai menyebar dan semakin murah dan digunakan oleh masyarakat umum. Saat itu munculah ide dari para komunitas internet untuk menggalakan undang-undang tak tertulis yang mereka sebut Netiket (Netiquette).

Netiket bukanlah peraturan baku dan tidak memiliki dasar hukum. Netiket hanyalah kesepakatan bersama antara masyarakat internet kala itu. Tidak ada susunan atau catatan resmi pada Netiket, Semua aturannya hanya berdasarkan kesadaran moral masing-masing individu. Dan peraturan ini berlaku diseluruh dunia.

Namun akhir-akhir ini. Ketika kita bisa dengan mudahnya menggunakan internet. Ketika semua orang dari kalangan manapun, bisa mendapatkan akses internet murah. Netiket justru terlupakan. Hanya sedikit saja dari kita yang masih berpegang pada etika berinternet.

Video-video tak layak dengan mudahnya di upload tanpa memperhatikan efek selanjutnya. Topik-topik SARA selalu jadi bahan obrolan. Komentar-komentar yang tak patut diucapkan dengan mudahnya terlontar untuk menjatuhkan orang lain.

Di dalam sebuah forum, seorang lugu yang bertanya sebuah masalah akan habis-habisan menjadi bahan ejekan dari para "senior". Padahal di internet tidak ada senioritas. Yang membedakan antara bodoh dan  pintar hanyalah siapa yang lebih dulu tahu.

Dulu kita menyebut internet sebagai Dunia Maya, bukan hanya bentuknya yang tidak berwujud, tetapi juga orang-orang yang berada di dalamnya belum bisa dikatakan mewakili dunia sesungguhnya. Karena mereka hanya terdiri dari komunitas gila teknologi, para pelajar, dan lembaga-lembaga perkantoran. Saat ini internet sudah digunakan oleh hampir separuh masyarakat dunia. Jika internet adalah bayangan cermin dari dunia nyata, maka inilah dunia kita. Dunia tanpa etika.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...