Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday, January 8, 2011

Aktivis: Keindonesiaan Soeharto Tidak Meragukan

Jakarta (ANTARA) - Para aktivis menilai, peran signifikan Soeharto dalam memajukan bangsanya selama era kepemimpinannya membuktikan `jenderal besar` ini memiliki jiwa keindonesiaan tidak meragukan.
Demikian benang merah percakapan dalam rangka persiapan gelar diskusi `Mengenang Pak Harto` (sehubungan peringatan wafatnya mantan Presiden ke-2 RI itu), di Jakarta, Sabtu, yang menghadirkan beberapa aktivis dari Aliansi Soehatois Patriot Pelopor Pembangunan Republik Indonesia (ASPPPRI) dan Institut Studi Nusantara (ISN).

Koordinator Nasional (Kornas) ASPPPRI, Jantje Worotitjan menegaskan, masuknya Indonesia pada posisi papan atas dalam kemajuan perekonomian, bahkan sempat dijuluki salah satu `macan Asia`, merupakan sesuatu yang tidak bisa dipungkiri dalam sejarah perekonomian kita.

"Segelintir orang bisa menyatakan apa saja tentang Pak Harto, tetapi satu hal yang pasti, namanya tak akan pernah lepas sebagai Bapak Pembangunan yang memberi andil besar dalam sejarah perjuangan kebangsaan, termasuk meneruskan idealisme membangun Indonesia berbasis Pancasila," tandas Jantje Worotitjan.
Sementara itu, Donny Lumingas dari Institut Studi Nusantara (ISN) mengungkapkan, sesungguhnya ada persamaan antara dua tokoh besar Indonesia, yakni Bung Karno selaku Proklamator RI dengan Pak Harto sebagai Bapak Pembangunan.

"Keduanya `gila` Indonesia. Keduanya memiliki idealisme murni untuk memajukan Indonesia dan tidak dianggap sebagai bangsa `tempe`, bangsa `kuli` atau bangsa nomor buntut di antara bangsa-bangsa, terutama di Asia, Afrika dan Amerika Latin," ujarnya.

Itulah sebabnya, kata Donny Lumingas, wajar saja jika pengagum bahkan penerus pemikiran kedua tokoh besar itu masih tetap banyak hingga sekarang, baik di dalam maupun luar negeri.

"Diskusi Mengenang Soeharto, merupakan salah satu aktivitas penting dalam peringatan wafatnya Bapak Pembangunan. Selain acara itu, pada hari peringatan saat meninggalnya Pak Harto, yakni Hari Minggu (27 Januari 2011), yakni tepat pada pukul 13.10 WIB," ungkap Jantje Worotitjan.

Sumber : Yahoo News

1 comment:

  1. Dulu dihujat... sekarang disanjung... koq mirip lagu Rhoma Irama "kalo sudah tiada baru terasa!"

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...