Sekitar 500 tahun sebelum Masehi. Ranitem salah seorang dukun beranak terkenal di desanya tengah hamil tua (dukun beranak juga bisa beranak). Bayi yang dikandungnya cukup besar sehingga menyulitkan dia untuk bergerak. Dia duduk didapur menyalakan kayu bakar untuk memasak makan siang. Tiba-tiba Warkajem tetangganya yang juga sedang hamil datang untuk meminta ramuan pelancar persalinan. Warkajem agak terkejut melihat dandanan Ranitem yang aneh. Dibajunya bergantungan gunting, pisau kecil, cabe rawit, jahe, lengkoas, bangle, asem jawa, bawang merah, dan bawang putih. Si tamu bertanya untuk apa dia menggantung itu semua di bajunya? Ranitem menjawab singkat "untuk mengusir roh jahat!"
Warkajem pulang setelah mendapat ramuan yang dia minta. Sampai dirumah dia mengikuti apa yang dilakukan Ranitem tadi. Hal ini dia ceritakan pada semua orang turun temurun berabad-abad. Hingga saat ini hal itu masih berlaku di beberapa daerah.
Waktu berlalu, Ranitem meninggal karena keselek biji semangka. Di Kahyangan dia ditanya oleh Dewa Langit. Mengapa dia berbuat seperti itu?
Ranitem menjawab sejujurnya. "Maafkan saya Paduka. Saat itu saya tengah hamil tua, bergerak saja sulit, bicara pun ngos-ngosan. Kalau saya jelaskan alasannya satu persatu saya takut kehabisan nafas. Jadi saya membuat jawaban yang sekiranya tidak akan dia bantah supaya tidak ada pertanyaan lagi."
Memang apa sebenarnya alasan kamu menggantungkan barang-barang tersebut?
"Saat itu saya mau masak sayur asem, tapi bahan2 tersebut saya taruh kulkas diruang tamu. Daripada saya harus bolak-balik dari dapur ke ruang tamu jadi saya gantung semua barang2 tersebut."
Lalu apa hubungannya gunting sama sayur asem?
"Gunting itu buat mbuka kecap sachet-an keuleus? Dewa koq ga gawl?"
Jadi buat ibu-ibu yang lagi hamil jangan mau dibohongin Ranitem ya!
***ceritanya panjang tapi ga penting jadi ga usah dibaca***
No comments:
Post a Comment